Ulasan Buku Atheis











Judul: Atheis

Penulis: Achdiat K. Mihardja

Tahun Terbit: 1949

Penerbit: Balai Pustaka

Halaman: 254 Halaman

ISBN: 9794071854


Membaca karya sastra Indonesia terdahulu, khususnya di tahun 40-an, membuat aku menyadari bahwa kehidupan sosial budaya di zaman itu. Contohnya buku yang akan kuulas hari ini. Judulnya Atheis. Novel setebal 254 halaman ini menarik untuk dibaca kembali. 


Cerita penjajahan di masa itu membuat aku sadar bahwa betapa pentingnya nasionalisme di masa kini. Menariknya novel Atheis ini merupakan satu-satunya karya Achdiat yang lahir di tanah air mengingat karyanya yang lain, Debu Cinta Berterbangan, lahir di Singapura. 


Kakek dari VJ Jamie Aditya ini lahir pada1911 di Garut, Jawa Barat dan meninggal di Canberra, Australia pada 2010. Atheis dianggap sebagai karya sastra terpenting di Indonesia setelah Perang Dunia Kedua.


Atheis berkisah tentang seorang pemuda bernama Hasan. Dia lahir di keluarga yang sangat menjunjung tinggi tarekat. Apalagi setelah Rukmini, kekasihnya, pergi meninggalkannya. Hasan seperti keranjingan untuk beribadah. Pepatah tentang segala sesuatu yang berlebihan tidak baik, ternyata benar adanya. Bahkan Hasan pernah berendam empat puluh kali di dalam air sungai sambil menjalankan ibadah. 


Hidup Hasan yang terlalu condong ke kanan pun menemui perubahan besar ketika bertemu dengan teman-temannya yang sangat condong ke aliran kiri. Awalnya Hasan ingin membuat orang-orang di sekitarnya bertobat agar seperti dirinya yang getol beribadah. Sayangnya, Hasan ibarat peribahasa hendak memeluk gunung apa daya tangan tak sampai. 


Hasan malah melihat bayangan Rukmini, kekasih masa lalunya yang memilih kawin dengan rentenir tua daeri Arab, di dalam diri Kartini. Ditambah kehadiran Rusli, teman masa kecilnya, yang mampu membalikkan dalil-dalil yang dipelajari Hasan dengan ilmunya tentang eksistensialisme dan Marxisme. Hasan yang terbiasa dicekoki tentu gegar budaya dengan pemikiran Rusli yang rasional. Dia mulai hidup bebas seperti teman-temannya dan meninggalkan ibadah. 


Medan, November 2024



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menantu atau Mertua yang Menyebalkan?

Ulasan Film Bumi Manusia

Ulasan Series It's Okay, That's Love